Selimut
malam tersingkap perlahan, sambut pagi cerahkan hari yang kelabu,
memikul nestapa yang tiada berepisode, merangkai tanya yang tak terjamah
jawaban, diri yang kelana bersajadah kusam, iringi zikir, mengayuh
harap menembus batas alam, walau damai enggan berpihak lantaran jiwa
terkalam pilu dalam nuansa yang semakin gelap.
Kupandang
langit yang tak terbatas, semakin dipandang semakin tak terpandang.
Kujalani hidup dengan kehendak yang ada, semakin kujalani semakin tak
berkehendak.
Terjagalah jiwa dalam irama kesadaran, ternyata aku salah memahami cinta, aku keliru menyandarkan jiwa.
Tuhan ajari aku tentang Cinta dengan Cinta.
Aku
paham. Aku tak mungkin mengerti karena Cinta tak dapat di mengerti,
banyak manusia merasa mengerti, semakin merasa semakin tak mengerti.
Diantara mereka ada yang mengatasnamakan cinta lalu membangun rumah
tangga diatas cinta, namun kemudian mereka bergunjing, ribut dan saling
menyakiti. Kemana kini perginya Cinta..?
Sibuta
bertongkat menyisir jalan, lanjutkan perjuangan atas nama cinta,
olehnya itu dia mengemis, mendandani dirinya sebagai manusia yang pantas
di kasihani, merendah dan menggadai harga diri. Ia telah membinasakan
esensi Cinta dalam dirinya lalu berharap akan diberikan Cinta. Adakah
perbedaan Cinta dalam dirinya dengan yang Ia harapkan.? Bukankah Cinta
adalah Cinta,,?
Cinta adalah cinta, karena
hakikatnya adalah Cinta, tidak tersentuh oleh sebutir partikel
kebencian sedikitpun, Ia bersumber dari yang maha Cinta tapi tidak
terpisahkan dari sumbernya, Ia adalah esensi dari keberadaan, Ia adalah
makna penciptaan alam semesta ini, jika demikian Cinta adalah
Kesejatian, dan dibahasakan oleh manusia utusan langit (nabi dan rasul)
sebagai Tuhan.
Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri
(Jalaluddin Rumi) atau sering pula disebut dengan nama Rumi adalah
seorang penyair sufi yang lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada
tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, atau tanggal 30 September 1207
Masehi. Ayahnya masih keturunan Abu Bakar, bernama Bahauddin Walad.
Sedang ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm. Ayah Rumi seorang
cendekia yang saleh, mistikus yang berpandangan ke depan, seorang guru
yang terkenal di Balkh. Saat Rumi berusia 3 tahun karena adanya bentrok
di kerajaan maka keluarganya meninggalkan Balkh menuju Khorasan. Dari
sana Rumi dibawa pindah ke Nishapur, tempat kelahiran penyair dan alhi
matematika Omar Khayyam. Di kota ini Rumi bertemu dengan Attar yang
meramalkan si bocah pengungsi ini kelak akan masyhur yang akan
menyalakan api gairah Ketuhanan.
Karya
Kumpulan puisi Rumi yang terkenal bernama al-Matsnawi al-Maknawi konon
adalah sebuah revolusi terhadap Ilmu Kalam yang kehilangan semangat dan
kekuatannya. Isinya juga mengeritik langkah dan arahan filsafat yang
cenderung melampaui batas, mengebiri perasaan dan mengkultuskan rasio.
Diakui, bahwa puisi Rumi memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan para
sufi penyair lainnya. Melalui puisi-puisinya Rumi menyampaikan bahwa
pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan
semata-mata lewat kerja fisik. Dalam puisinya Rumi juga menyampaikan
bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai.
Ciri khas lain yang membedakan puisi Rumi dengan karya sufi penyair lain
adalah seringnya ia memulai puisinya dengan menggunakan kisah-kisah.
Tapi hal ini bukan dimaksud ia ingin menulis puisi naratif. Kisah-kisah
ini digunakan sebagai alat pernyataan pikiran dan ide.
Banyak dijumpai berbagai kisah dalam satu puisi Rumi yang tampaknya
berlainan namun nyatanya memiliki kesejajaran makna simbolik. Beberapa
tokoh sejarah yang ia tampilkan bukan dalam maksud kesejarahan, namun ia
menampilkannya sebagai imaji-imaji simbolik. Tokoh-tokoh semisal Yusuf,
Musa, Yakub, Isa dan lain-lain ia tampilkan sebagai lambang dari
keindahan jiwa yang mencapai ma’rifat. Dan memang tokoh-tokoh tersebut
terkenal sebagai pribadi yang diliputi oleh cinta Ilahi.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah :
jangan tanya apa agamaku. aku bukan yahudi. bukan zoroaster. bukan pula
islam. karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan
arti yang lain daripada makna yang hidup di hatiku.